Manchester United menghadapi masalah struktural dalam hal transfer pemain keluar. Data menunjukkan bahwa sejak era pasca-Sir Alex Ferguson, hanya Daniel James yang berhasil dijual dengan harga lebih tinggi dari biaya akuisisi. GOAL IN THE NEWS, akan membahas informasi menarik mengenai sepak bola hari ini, simak pembahasan ini.
Scott McTominay menjadi penjualan tertinggi dengan 25.7 juta pound, sementara pemain bintang seperti Angel Di Maria dan Romelu Lukaku justru dijual dengan kerugian signifikan. Pola ini mencerminkan kelemahan dalam manajemen aset pemain.
Musim panas 2025 menjadi ujian penting dengan kebutuhan mendesak untuk menghasilkan dana segar. United telah mengeluarkan hampir 200 juta pound untuk empat pemain baru namun belum menghasilkan pendapatan dari penjualan. Kondisi ini mengancam keseimbangan keuangan dan kepatuhan terhadap aturan Profit and Sustainability Rules (PSR) Liga Premier.
Beberapa pemain seperti Jadon Sancho, Alejandro Garnacho, dan Rasmus Hojlund telah dimasukkan dalam daftar transfer. Target awal 120 juta pound dari penjualan pemain terancam tidak tercapai mengingat posisi tawar yang lemah dalam negosiasi. waktu yang semakin sempit mendekati deadline transfer memperparah tekanan pada klub.
AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!
![]()
Perbandingan dengan Rival Premier League
Liverpool dan Manchester City menunjukkan efisiensi yang kontras dalam manajemen transfer. Liverpool berhasil meraih keuntungan 10 juta pound dari penjualan Luis Diaz ke Bayern Munich, plus 70 juta pound dari pemain akademi seperti Jarell Quansah dan Ben Doak. Strategi serupa diterapkan City dengan menghasilkan 60 juta pound dari penjualan tiga pemain muda mereka.
Kedua rival tersebut konsisten menciptakan nilai tambah dari pemain lokal maupun rekrutan. Liverpool bahkan memperoleh 10 juta pound untuk Trent Alexander-Arnold yang kontraknya hampir habis. Model bisnis ini menunjukkan keunggulan dalam perencanaan jangka panjang dan negosiasi yang cerdas.
United justru terjebak dalam pola memperpanjang kontrak pemain yang tidak dibutuhkan karena pertimbangan biaya. Akibatnya, nilai pemain merosot drastis ketika akhirnya dijual. Perbedaan pendekatan ini menjelaskan mengapa United tertinggal dalam hal penciptaan nilai melalui transfer pemain.
Baca Juga: Bos MU Angkat Bicara, Fulham Bukan Lawan yang Bisa Diremehkan!
Dampak Kepemilikan dan Struktur Manajemen
Sumber internal mengungkapkan bahwa keluarga Glaker sebagai pemilik minoritas sering menunda keputusan transfer hingga akhir window. Praktik ini menyebabkan penurunan nilai pemain karena klub lain telah memenuhi kebutuhan mereka. Kebijakan memperpanjang kontrak pemain sebagai alternatif murah dari rekrutmen baru justru berbalik merugikan.
Perubahan struktur manajemen dibawah Sir Jim Ratcliffe dan INEOS Group membawa harapan baru. Direktur Sepak Bola Jason Wilcox dan Direktur Rekrutmen Christopher Vivell kini memegang kendali penuh. Tugas utama mereka adalah membangun nilai pemain dan menciptakan strategi transfer yang lebih efektif.
Langkah perbaikan harus dimulai dengan mengubah filosofi manajemen pemain. United perlu belajar dari rival bagaimana menciptakan nilai tambah dan timing yang tepat dalam transfer. Keberhasilan menangani situasi pemain seperti Sancho dan Hojlund akan menjadi indikator kemajuan sistem baru.
Prospek dan Tantangan Ke Depan
Masa depan United tergantung pada kemampuan menghasilkan nilai optimal dari aset pemain. Contoh Anthony Elanga yang dijual 20 juta pound ke Nottingham Forest kemudian dibeli Newcastle 55 juta pound setahun kemudian menunjukkan potensi yang terlewat. Pola serupa terjadi pada Dean Henderson yang dijual murah ke Crystal Palace.
Kedatangan pemain seperti Matheus Cunha dan Benjamin Sesko harus diimbangi dengan strategi exit plan yang jelas. United perlu membangun reputasi baru sebagai klub yang mampu meningkatkan nilai pemain, bukan sekadar konsumen di pasar transfer.
Kesuksesan Liverpool dan City membuktikan bahwa manajemen transfer yang cerdas berkontribusi langsung pada kesuksesan di lapangan. United harus segera belajar dari kesalahan masa lalu dan mengadopsi best practices yang telah terbukti efektif untuk bersaing di level tertinggi. Manfaatkan juga waktu luang anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi mengenai berita sepak bola terbaru lainnya hanya dengan klik goalinthnews.com.