Liverpool memasuki musim ini dengan optimisme tinggi setelah mengeluarkan dana besar untuk belanja pemain, termasuk membeli Florian Wirtz seharga 116 juta pounds. Dibawah ini Anda akan melihat informasi mengenai sepak bola menarik lainnya yang telah dirangkum oleh GOAL IN THE NEWS.

Ia diproyeksikan menjadi motor kreativitas baru yang mampu mengangkat kualitas serangan The Reds. Namun, ekspektasi besar itu justru menjadi beban. Wirtz belum mampu memperlihatkan kemampuan terbaiknya seperti saat masih di Bayer Leverkusen. Dalam 14 pertandingan awal, ia belum mencetak gol dan baru mengemas tiga assist angka yang jauh dari standar gelandang top Eropa.
Kondisi ini membuat performa Liverpool ikut naik-turun. Kekalahan beruntun sempat membuat fans meragukan keputusan klub mendatangkan pemain asal Jerman tersebut. Tekanan semakin besar, baik untuk Wirtz maupun manajemen Liverpool.
AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!
![]()
Wenger Soroti Perubahan Struktur Lini Tengah
Arsene Wenger menjadi salah satu pengamat yang vokal mengkritik keputusan Liverpool. Menurutnya, masalah bukan hanya performa Wirtz yang belum optimal, tetapi ketidaktepatan posisi yang diberikan kepadanya.
Wenger mengungkapkan bahwa Florian Wirtz menolak bermain di sayap dan hanya mau didatangkan jika dijamin tampil sebagai gelandang nomor 10. Keinginan itu dipenuhi Liverpool, namun keputusan tersebut justru mengganggu harmoni lini tengah yang sebelumnya sudah solid.
Akibatnya, peran pemain seperti Dominik Szoboszlai, Alexis Mac Allister, dan Ryan Gravenberch ikut berubah dan membuat alur permainan Liverpool tak lagi seimbang. Struktur yang sempat stabil kini tampak goyah karena penyesuaian terhadap satu pemain.
Baca Juga: Mimpi Terakhir John Terry: Ingin Menjadi Manajer Chelsea!
Rotasi Formasi Mulai Beri Tanda Positif

Arne Slot akhirnya melakukan evaluasi besar. Ia kembali mengandalkan komposisi lini tengah yang mirip musim lalu. Hasilnya langsung terasa ketika Gravenberch mencetak gol dalam kemenangan atas Aston Villa dan Mac Allister tampil lebih berpengaruh dalam peran lebih dalam.
Kesuksesan itu berlanjut ke Liga Champions dengan kemenangan 1-0 atas Real Madrid, di mana Mac Allister kembali menjadi penentu. Perubahan ini menunjukkan bahwa keseimbangan tim harus tetap menjadi prioritas utama. Sementara itu, Wirtz dimainkan di sisi kiri posisi yang juga pernah ia lakoni di Leverkusen. Meski belum sepenuhnya nyaman, peran ini dapat membantu dirinya kembali berkembang.
Tantangan Wirtz: Fleksibel Demi Tim
Meskipun punya bakat besar, Wirtz menghadapi tantangan penting: ia harus beradaptasi dengan kebutuhan tim, bukan hanya mengikuti preferensinya. Di Liverpool, persaingan untuk posisi inti sangat ketat, terutama dengan Cody Gakpo yang tampil konsisten musim ini.
Jika terus memaksa tampil sebagai nomor 10, ia berisiko kehilangan tempat dan makin mendapat tekanan kritik. Namun jika lebih fleksibel, kesempatan untuk berkembang dan menjadi pemain kunci tetap terbuka lebar. Liverpool jelas masih percaya pada kualitas Wirtz. Kini tinggal menunggu waktu apakah ia bisa menjawab kepercayaan itu dengan pembuktian nyata di lapangan. Manfaatkan waktu luang Anda untuk mengeksplor berita sepak bola menarik lainnya di goalinthnews.com.
